بسم الله الرحمن الرحيم
Ini adalah dokumentasi saya saat
panen sadon tahun 2013.
Alhamdulillah, musim panen bagi petani di
Sidasari-Sidaurip kali ini mulai berlangsung sekitar bulan Agustus, bertepatan dengan moment Hari Raya Idul Fitri 1434H. Di
Sidasari-Sidaurip musim tanam dan panen hampir tidak pernah serempak, akan tetapi selalu dimulai dari daerah sebelah utara terlebih dahulu. Hal itu mungkin dikarenakan aliran irigasi yang mengarah dari utara ke selatan. Sehingga lahan persawahan yang berada di daerah utara lebih dulu terairi, baru kemudian daerah yang di selatan. Dengan begitu tentu saja yang di utara juga lebih dulu memulai tanam padi,
matun, nyemprot, mratak dan panen. Bahkan sudah biasa terjadi ketika sawah-sawah di daerah selatan seperti di
permohonan baru mulai panen, sawah-sawah di bagian utara justru sudah mulai musim tanam baru. Memang begitulah jalannya, kita bersyukur dapat memanen yang kita tanam.
Berikut ini dokumentasi di sawah wetan ndesa, pinggir kali Apur:
بسم الله الرحمن الرحيم
Rekasane wong tani Sidasari kalau tidak ada air, sawah-sawah mengering tidak dapat ditanami padi. Yang sudah terlanjur ditanami pun akan menjadi tidak produktif. Petani tidak dapat panen sehingga penghasilan berkurang. Itulah masa
paceklik.
Pada pertengahan tahun 2012 kemarin,
ketiga dawa (kemarau panjang) terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia termasuk di pulau Jawa. Di
Sidasari-Sidaurip selama kurang lebih setengah tahun tidak turun hujan. Hal tersebut mengakibatkan air tanah menurun dan lahan persawahan menjadi kering. Tanahnya
pada nela (retak-retak) menjadi
lungka (bongkahan tanah kering). Air dari irigasi yang diharapkan dapat mengairi sawah di musim kemarau, saat itu pun menjadi tidak mengalir. Hal itu dikarenakan debit air bendungan Menganti di sungai Citanduiy yang menjadi sumber irigasi juga rendah. Padahal sebelum
ketiga dawa mulai melanda, petani di
Sidasari-Sidaurip sedang memulai musim tanam
sadon (istilah untuk siklus tanam padi di musim kemarau). Di lahan persawahan pinggiran desa Sidasari-Sidaurip sebagian besar sudah
ditanduri. Sedangkan di lahan persawahan yang lebih ke selatan lagi seperti di
kidul ndesa, parat, permohonan, blabak dan yang lainnya baru tahap pengolahan tanah dan
nyebar.
Dampaknya pun sangat terasa bagi para petani. Modal yang sudah dikeluarkan untuk menanam padi saat itu tidak menghasilkan padi. Inilah beberapa gambar dari dampak
ketiga dawa di
Sidasari-Sidaurip.
بسم الله الرحمن الرحيم
Alhamdulillah, akhirnya diberi kesempatan untuk menulis tentang Sidasari melalui blog ini. Melihat perkembangan teknologi pada saat ini yang sangat pesat, khususnya Teknologi Informasi dan Komunikasi, menurut saya sangat perlu untuk memanfaatkan teknologi ini demi kemajuan masyarakat. Diantaranya adalah adanya jaringan internet yang sudah mencapai ke pelosok desa. Untuk mengaksesnya pun semakin mudah, selain melalui komputer pribadi atau warnet juga dapat melalui handphone yang hampir setiap orang kini memilikinya. Oleh karena itu saya berinisiatif untuk membuat blog ini. Ngomong-ngomong soal internet bagi orang dusun yang baru mengenal teknologi ini seperti saya, tentu lebih familiar dengan Facebook dibanding situs-situs web lain seperti halnya blog. Bahkan menurut saya Facebook sangat berperan dalam mengenalkan teknologi internet kepada masyarakat awam, khususnya bagi warga Sidasari. Sudah ada beberapa forum di Facebook yang dibuat oleh masyarakat sekitar Sidasari dan Sidaurip. Diantaranya adalah grup
SIDAURIP GANDRUNG (
https://www.facebook.com/groups/sidauripgandrung/) yang merupakan forum dengan jumlah anggota terbesar. Selanjutnya ada grup
FORUM PEDULI DESA "SIDAURIP" dan
Fatadar Sidasari. Selain forum yang berupa grup, juga ada yang berupa halaman seperti
Sidasari-Sidaurip (
https://www.facebook.com/sidasari.sidaurip).
Kembali ke persoalan Sidasari, Sidasari adalah nama sebuah dusun di Desa Sidaurip. Desa Sidaurip sendiri merupakan bagian dari kecamatan Gandrungmangu, Kabupaten Cilacap. Secara geografis, Gandrungmangu berada di wilayah barat Kabupaten Cilacap yang terkenal dengan Pulau Nusakambangannya.
|
Peta wilayah Kab. Cilacap (sumber: bps.go.id) |