Sidasari - Sidaurip - Gandrungmangu - Cilacap - Jawa Tengah (53254) Salam dari desa!

Rabu, 01 Januari 2014

Mangsan Urek-urek

بسم الله الرحمن الرحيم

 Mbuh kan ndi asale ana jeneng urek-urek. Tapi kalau orang Sidasari-Sidaurip sih saya yakin pasti tau maksudnya. Urek-urek adalah nama dari salah satu jenis kegiatan memancing. Itu menurut pendapat saya loh (setelah dipikir-pikir). Bagi masyarakat di Sidasari-Sidaurip dan sekitarnya, kegiatan mancing ada banyak jenis dan namanya. Kalau mendengar kata mancing pasti asosiasinya adalah mancing ikan di air menggunakan alat pancing yang terdiri dari walesan (joran), senar, kail/pancingan, dan umpan. Itulah mancing yang biasa/umum. Selain jenis memancing yang biasa, ada pula jenis mancing yang namanya matet, ngentlom, ndudul, ngrawe, dan tentu saja urek-urek.

Mancing di Kali Tumpangsari

Matet adalah jenis mancing yang paling rendah, tapi sebenarnya cukup sulit loh. Biasanya yang matet adalah anak-anak kecil yang baru belajar mancing. Jorannya dari giting (lidi) atau ranting kecil, senarnya dari lamat (serat batang pisang), tidak menggunakan kail, dan umpannya (biasanya cacing tanah atau ulat beras) langsung diikat diujung lamat. Ikan yang dipancing pun jenis ikan yang kecil-kecil seperti iwak lunjar, kalam curing, atau urang. Dulu, ketika saya masih kecil sering matet di kali Sidasari. Waktu itu masih banyak terdapat iwak lunjar di kali, jadi pasti ragot. Sedangkan sekarang sudah tidak sebanyak dulu. Anak-anak kecil juga sudah jarang yang mau matet, atau mungkin hampir tidak ada lagi yang mengajarkannya.

Ngentlom adalah mancing yang menggunakan peralatan seperti mancing biasa, yaitu walesan dari bambu yang diraut, senar plastik dan kail. Bedanya kalau buat ngentlom, joran yang digunakan ukurannya agak lebih panjang, senarnya berdiameter lebih besar, dan ukuran pancingnya juga lebih besar, karena ikan yang dipancing adalah ikan bogo (gabus) yang ukurannya cukup besar. Umpan yang digunakan yaitu percil (anak katak sawah) yang kira-kira seukuran jempol tangan. Cara ngentlom juga unik karena setelah umpan dilempar ke air, kita tidak boleh diam sambil memegang joran dengan tenang dan menunggu ada ikan yang memakan umpan. Akan tetapi kita harus ngentul-ngentul (menggerakan naik turun) kan joran agar umpan seperti meloncat-loncat di permukaan air, di antara rerumputan yang tumbuh di sungai atau di antara tanaman padi di sawah. Sampai akhirnya klubrak.... ada limciman, lomcoman, bogoan atau bogo yang nyarab umpan, baru disendal. Horee ulih..... (angger ora kecagrok maning).

Ndudul mirip dengan ngentlom, cuma bedanya joran yang digunakan terbuat dari bambu utuh dari pangkal sampai pucuk yang disebut dengan dudul. Diameternya cukup kecil sekitar 2-3 cm dan panjangnya biasanya antara 5-10 meter. Jadi kalau ndudul jangkauannya pasti lebih jauh. Lain lagi yang namanya ngrawe. Kalau ngrawe menggunakan krawe yang berjoran pendek (+/- 1 meter) dan kaku. Kemudian krawe ditancapkan pada tanah di pinggir kali atau sawah dan didiamkan saja sampai ada ikan yang makan umpannya. Jumlah krawe yang digunakan oleh seorang pemancing bisa mencapai ratusan.

Lho kenapa jadi muter-muter ngomongin mancing yah..... OK, sekarang kita menuju ke urek-urek. Jadi urek-urek adalah jenis mancing yang paling berbeda. Targetnya bukan ikan-ikan pada umumnya, tetapi khusus ikan belut dan sidat yang ada di lubang persembunyian. Urek-urek juga tidak menggunakan joran, tetapi hanya senar yang dipilin menjadi semacam tambang kecil panjangnya sekitar semeter dan ujungnya diberi mata kail. Cara mancingnya yang pertama kita harus mencari leng welut di pinggir-pinggir galengan (pematang sawah) atau di pinggiran kali. Setelah menemukan lubangnya, lalu kita masukkan umpan pancingannya ke dalam lubang dengan cara memelintir-lintir sambil mendorong senar urek-urek nya. Kalau belutnya memakan dan menarik umpannya, saat itulah strike! Lalu kita tarik senarnya perlahan-lahan. Nah ketika kita tarik menarik dengan belut, itu menjadi sensasi yang luaarrrr biasa. Apalagi jika belutnya besar dan pertahanannya kuat. Seperti yang di TV, Urek-urek Mania: Mantaapp! Makanya nyong pribadi sangat menyukai urek-urek, walaupun kadang gabolan hahaha....

Sebenarnya yang ingin saya ceritakan disini adalah tentang mangsan urek-urek sekitar setahun yang lalu. Setelah ketiga dawa melanda pada pertengahan tahun 2012, akhirnya hujan pun turun di penghujung tahun. Tanah menjadi basah dan sawah-sawah pun terairi lagi. Pada bulan Desember musim rendeng telah tiba di Sidasari-Sidaurip, dan petani mulai menggarap sawahnya. Syukurku pada Allah SWT atas karunia hujan yang diturunkan-Nya.

Mulainya musim tanam padi juga berarti mulainya mangsan urek-urek di sawah. Karena di saat sawah tergenang air dan berlumpur, populasi belut sawah menjadi sangat banyak dan siap untuk diburu.
Sawah yang sudah siap ditanami (leleran).
Saatnya mencari leng welut.
Yup Strike!
Walaupun masih catit, tapi tarikannya juga mantap.
Buruan pertama yang dapat hari itu.
Hasil urek-urek yang lain.
Lumayan lah ada besar...
Begitulah kisahnya. Jika sekarang anda ingin mencoba urek-urek, datangah ke Sidasari-Sidaurip karena sekarang juga sedang musim tanam rendeng. Matur nuwun.
Location: Sidaurip, Gandrungmangu, Cilacap, Central Java, Indonesia

6 komentar:

  1. urek urek mania, mantapp..!!!!

    BalasHapus
  2. mancing yang namanya matet, ngentlom, ndudul, ngrawe, dan tentu saja urek2, tek tambaih ngambur karo ngopyok ya,... mbok pada istilaeh karo nang nusawungu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh siipp. Ana ngambur karo ngopyok y...hehe. Guwe mancing sing kaya ngapa kang?

      Hapus

 
Terima kasih atas kunjungannya. Kritik, saran, informasi dan lain-lain dapat dikirimkan melalui kontak yang tersedia